Surabaya - Mahasiswa Teknik Mesin Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya akhirnya bisa membawa harum nama bangsa. Mobil irit buatan mereka menjadi juara di Asia.
Dalam lomba Shell Eco-Marathon (SEM) Asia 2010 yang digelar di Sirkuit Internasional Sepang, Malaysia 8-10 Juli 2010 itu, Tim ITS 2 dengan mobil Sapu Angin 2 mencatat rekor mobil teririt dengan jarak tempuh 237,6 kilometer setiap satu liter bensin.
ITS menjadi juara pertama dalam Combustion Grand Prize dan Gasoline Fuel Award. Kedua penghargaan tersebut masuk dalam kategori Urban Concept.
"Kemenangan tersebut banyak ditopang oleh kelebihan mobil sapu angin yang bobotnya ringan, yakni mencapai 93 kilogram," ujar Triyogi, Dosen Teknik Mesin ITS, yang turut mendampingi tim ITS dalam siaran pers yang diterima, Rabu (14/7/2010).
Dalam Combustion Grand Prize, ITS didampingi oleh tim dari Universitas Indonesia yang meraih juara kedua dan ketiga. Masing-masing mobil irit UI itu mencatat angka konsumsi BBM 61,8 km per liter dan 54,5 km per liter. Mereka mengalahkan peserta lain seperti dari Jepang dan Thailand.
Menurut Triyanto, peningkatan kinerja beberapa komponen ditambah dengan efisiensi mesin menjadikan mobil Sapu Angin 2 unggul dalam kelas urban concept di antara mobil 15 universitas ternama Asia.
"Kunci kemenangan lainnya adalah upaya Tim ITS untuk melakukan inspeksi dan tes sirkuit lebih awal," kata Triyogi.
Selain Sapu Angin 2 yang berkapasitas 110 cc, ITS dalam lomba tersebut juga membuat mobil Sapu Angin 1. Namun tidak seperti Sapu Angin 2 yang mirip mobil konvensional beroda empat, Sapu Angin 1 ini masuk kategori mobil prototipe futuristik mirip gokart dengan kapasitas mesin 40 cc. Mobil ini tercatat bisa melaju hingga 234 km per liter.
Sayangnya untuk kategori Prototype ini tim dari Indonesia tidak ada yang bisa berbicara banyak. Tim mahasiswa Indonesia masih kalah dari Thailand (1.521 km per liter), Jepang (1.235 km per liter) dan China (940 km per liter) yang merupakan pemenang dari Combustion Grand Prize.
"Sapu Angin 1 belum maksimal karena berbagai macam kendala, seperti menabrak," ujar Dosen pembimbing ITS Witantyo dalam jumpa pers di Hotel Sultan, Jakarta.
Dari Indonesia sendiri ada 8 tim dari 4 Perguruan Tinggi yaitu Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung, Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) yang berlomba di SEM.
Sumber: http://surabaya.detik.com/read/2010/07/14/222553/1399435/466/mobil-irit-its-sapu-angin-2-rebut-juara-asia
Di balik sukses tim mahasiswa ITS dengan mobil Sapu Angin 2, ternyata ada catatan menarik. Yakni, sebagian onderdil kendaraan dibeli dari Pasar Loak di kawasan Jl Demak Surabaya. Semua itu dilakukan demi efisiensi dana.
Seperti diketahui, Sapu Angin 2 berhasil meraih juara pertama tingkat Asia dalam Shell Eco-Maraton di sirkuit internasional Sepang, Malaysia 10 Juli 2010. Kendaraan ini mampu tampil menjadi mobil paling irit di daratan Asia.
“Banyak onderdil yang kami beli dari pasar loak. Nilainya sampai tujuh juta rupiah untuk memborong onderdil di loakan ini. Terutama untuk bahan rangka mobil, alumunium, dan poros penggerak roda belakang,” ungkap Indra Rizki Panigoro, anggota tim, Rabu (14/7).
Tim yang behasil mengharumkan nama Indonesia di mata internasional ini beranggotakan 17 mahasiswa dan dua dosen pembimbing dari jurusan teknik mesin. Para mahasiswa semester enam sampai delapan ini bekerja selama tujuh bulan. Mulai dari mendesain mobil sampai merancang dan merangkai mesin mobil untuk nomor lomba irit. Desain mobil terinspirasi tetesan air yang dinamis. Lengkungan dan desain mobil warna kuning itu diambilkan dari bentuk tetesan air di atas daun.
Sementara mesinnya, khusus diambilkan dari mesin motor Honda Absolute Revo. Mesin ini merupakan hadiah dari sponsor Honda. Sementara dari sponsorship lainnya, termasuk dari Shell terkumpul dana Rp 346 juta. Namun, dana ini untuk membuat dua mobil. Mobil pertama dinamai Sapu Angin 1.
Sekitar satu bulan menjelang laga di Sepang, mobil Sapu Angin 2 sempat dijajal di Kenjeran. Ternyata setir dan rodanya nyaris rontok. “Ini yang membuat kami pesimistis. Tetapi, kami las kembali dan diperkokoh,” lanjut Galih Priyo Atmojo, anggota tim yang lain.
Ternyata, di sirkuit Sepang, Sapu Angin II mampu tampil digdaya. Peserta lain ada yang tidak sampai tuntas menyelesaikan empat lap, ITS berhasil melewatinya dengan mulus. Setelah diuji, mobil Sapu Angin 2 ini dengan satu liter bensin ini mampu menempuh jarak 236,6 km.
Mobil dengan kapasitas penumpang satu orang ini ditetapkan sebagai juara Asia dua kategori sekaligus. Combution Grand Prize dan Gasoline Fuel Award. Keduanya masuk dalam kategori Urban Concept atau mobil yang didesain untuk mobil perkotaan dengan kapasitas satu atau dua orang.
Runner up ditempati perguruan tinggi Indonesia yang lain, dari UI dengan daya irit 93 km per liter bensin. Indonesia mengalahkan 58 tim dari 10 negara di Asia di nomor ini. Di antaranya dari Singapura, Malaysia, Thailand, Tiongkok, Jepang, Iran, India, dan Pakistan.
Mobil ini diharapkan bisa menjadi mobil masa depan. Mobil ini didesain untuk bisa diproduksi secara massal pada 25 sampai 30 tahun mendatang. Menurut Kajur Teknik Mesin ITS DR Ing Herman Sasongko, semua bergantung keinginan politik pemerintah
0 komentar:
Posting Komentar